Jumat, 21 Oktober 2011

Home » » Bendung Perguruan Tinggi Asing, 26 PTN-PTS Bersinergi

Bendung Perguruan Tinggi Asing, 26 PTN-PTS Bersinergi

Shutterstock Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 26 perguruan tinggi swasta (PTS) dan perguruan tinggi negeri (PTN) bersinergi untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi sekaligus membendung ancaman masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia. Hal ini terkait Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi (RUU PT) yang tengah digodok oleh DPR, di mana salah satu pasalnya memberikan peluang perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, 26 perguruan tinggi tersebut mendeklarasikan visi bersama mereka dalam sebuah wadah bernama Nationwide University Network in Indonesia (NUNI).
"Dengan NUNI kami dimungkinkan membangun komitmen bersama karena ini terkait dengan pemahaman. Bisa dibayangkan bagaimana persaingan PTS dan PTN yang selama ini terjadi," kata penggagas NUNI, Harjanto Prabowo, saat ditemui Kompas.com, Kamis (20/10/2011), di Jakarta.
Rektor Binus University ini mengatakan, seluruh anggota NUNI telah sepakat untuk melupakan persaingan di antara mereka. Menurut dia, untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, seluruh PTS dan PTN seharusnya dapat berkolaborasi.
Pendidikan Indonesia, kata dia, akan tertinggal dan terus melemah jika kolaborasi itu tidak segera diwujudkan. Saat ini, masih terdapat ribuan perguruan tinggi yang bermasalah dan perlu dibantu untuk peningkatan mutunya.
"Kita harus waspada, jika PTS atau PTN yang mutunya baik tertarik ikut ke bawah, perguruan tinggi asing akan mudah untuk masuk," ungkap Harjanto.
Akan tetapi, jika aturan memang membuat peluang masuknya perguruan tinggi asing tetap dibuka, harus diatur dengan mekanisme yang jelas. Harjanto mencontohkan, salah satu aturan yang bisa diterapkan adalah mewajibkan perguruan tinggi asing untuk berkolaborasi dengan PTS dan PTN di Indonesia. Salah satu hal yang menurut dia harus diperhatikan adalah perguruan tinggi asing hanya melihat pendidikan sebatas kompetensi global.
"NUNI sadar jika kompetensi boleh global, tetapi tetap lokal konten, dengan mengangkat nilai-nilai lokal," ujarnya.
Hingga dua tahun ke depan, NUNI akan fokus pada tiga hal, yaitu student mobility, research sharing, dan faculty mobility.
"Nantinya akan ada semacam kelas bersama, pertukaran mahasiswa, dan pertukaran dosen. Masuknya perguruan tinggi asing adalah challenge untuk kami," kata Harjanto.

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Sagalanyampak