Rabu, 30 November 2011

Home » , , , » Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

:::TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA):::
Dewasa ini obat-obatan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita7 sehari-hari. Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Akhir-akhir ini trend pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa alas an yang mendasari kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat, tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga lebih tepat untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan.

Definisi
Yang dimaksud dengan TOGA adalah Taman Obat Keluarga. Kata “Taman” menunjukakan adanya suatu usaha untuk meningkatkan nilai estetika tanaman – dalam hal ini tanaman obat – dengan adanya pengaturan yang sesuai dengan potensi lahan dan enak dipandang mata.Sedangkan kata “Keluarga” menunjukkan “taman obat” ini berfungsi untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga dan dibuat di lingkungan keluarga, yaitu di pekarangan rumah, dapat juga di pekarangan sekolah atau kantor.
Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat sebaiknya dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjaga kesehatan keluarga sehari – hari. Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan tidak menyita tempat karena ukuran tajuk yang besar. Karena sifat pekarangan berbeda dengan kebun atau ladang, maka pemilihan tanaman juga harus memperhatikan factor keindahan serta memperhatkan kondisi halaman, misalnya, kontur tanah, bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain.
Faktor paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan estetika (keindahan ). Jangan sampai tanaman obat yang kita tanam di halaman merusak/mengganggu pemandangan. Juga harus diperhatikan keberadaan elemen taman lain, yaitu soft material misalnya kandang ternak,tiang bendera,jalan setapak, kolam ikan dan lain – lain.

PANDUAN PENGGUNAAN TOGA
Yang dimaksud dengan tanaman obat adalah tanaman yang salah satu, beberapa, atau seluruh bagian tanman tersebut mengandung zat atau bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan (penyembuhan penyakit).
Yang dimaksud dengan bagian tanaman adalah daun, bunga, buah, kulit buah, kulit batang batang, akar dan umbi. Dalam menggunakan tanaman yang berkhasiat obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga didapat hasil pengobatan seperti yang diharapkan, yaotu sebagai berikut :

Waktu Memetik Tanaman (Pada Umumnya) :


1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segara setelah mekar.
3. Buah dipetik dalam keadaan tua.
4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizome),umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.

Pencucian dan Pengeringan

Bahan – bahan yang sudah dikumpulkan, dicuci bersih yang dilakukan secepat mungkin. Dapat segera dipakai untuk pengobatan berupa bahan segar, atau dikeringkan untuk penyimpanan, dan dapat dipergunakan bila perlu.

Tujuan Pengeringan :

1. Mengurangi kadar air sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh cendawan atau bakteri.
2. Supaya tahan lama.
3. Mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.


Cara pengeringan :

1. Bila bahannya besar atau banyak mengandung air, dapat dipotong - potong seperlunya.
2. Pengeringan dapat langsung dibawah sinar matahari atau memakai pelindug.
3. Dapat juga diangin – anginkan ditempat yang teduh , atau di dalam ruang pengeringan yang aliran udaranya baik.



Nama

Beberapa hal mengenai nama yang dipakai adalah :
1) nama ilmiah (scientific name) : nama latin yang sering dipergunakan
2) nama Indonesia : nama yang telah ditetapkan oleh DitJen. POM DEPKES RI


Kegunaan

Yang diutamakan adalah khasiat penyembuhan bila dipakai tunggal, bukan campuran.


Cara pemakaian

Bila tidak dicantumkan namanya, berarti merebus simplisia ( bahan dari tanaman berkhasiat obat, yang belum tercampur, belum diolah, tapi sudah dalam keadaan bersih) dengan api kecil, dengan menambahkan 3 (Tiga) gelas air bersih (Lebih Kurang 600 cc ) sampai menjadi 1(Satu) gelas air putih (Lebih Kurang 200cc). Tanaman berkhasiat obat yang masih berpa simplisia, hasil pengobata tampak lambat tetapi bersifat konstruktif, bebeda dengan obat kimiawi, yang hasil pengobatannya terlihat cepat, tetapi bersifat destruktif. Oleh karena itu, tidak dianjurkan pemakaiannya pada penyakit – penyakit infeksi yang sifatnya akut (cepat ) tetapi lebih diutamaka untuk pemeliharaan kesehatan dan pada penyakit – penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi atau memerlukan kombinasi pengobatan (obat kimiawi dengan tanaman berkhasiat obat).


PENGELOMPOKAN TANAMAN OBAT
Pengelompokan tanaman obat kedalam 5 (Lima ) jenis sebagai berikut :

  1. Tanaman Buah, yaitu : Tanaman penghasil buah dan biasa dikonsumsi buahnya namun memiliki khasiat obat .
  2. Tanaman Sayuran, yaitu : Bahan makanan sumber vitamin dan mineral namun memiliki khasiat obat.
  3. Tanaman Rempah-rempah, yaitu : tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur namun memiliki khasiat obat.
  4. Tanaman Hias, yaitu : tanaman bernilai estetika yang biasa digunakan sebagai unsure dekoratif baik di dalam maupun di luar ruangan namun memiliki khasiat obat.
  5. Lain-lain, yaitu : tanaman berkhasiat obat selain dari tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman rempah-rempah dan tanaman hias. 

 BAWANG MERAH

 Nama latin: Allium cepa L

Nama daerah: Brambang; Bawang beureum; dasun merah

Deskripsi tanaman: Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam.

Habitat: Dibudidayakan pada dataran rendah sampai 1300 m dpl., pada daerah lembab dan cukup air.

Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis

Kandungan kimia: Minyak atsiri; sikloaliin; metilaliin; dihidroaliin; flavonglikosida; kuersetin; saponin; peptida; fitohormon; vitamin; zat pati

Khasiat: Bakterisid; ekspektoran; diuretik

Nama simplesia: Cepae Bulbus

Resep tradisional:

Batuk:

Umbi bawang merah 4 g; Daun poko 4 g; Daun sembung 3 g; Daun pegagan 4 g; Buah adas 2 g; Air 125 ml, Dipipis, dibuat pil atau direbus, Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml, dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir, pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.

Kencing manis:

Umbi bawang merah (dirajang) 4 g; Buah buncis (dirajang) 15 g; Daun salam (dirajang) 120 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Demam:

Umbi bawang merah (potong tipis) secukupnya; Minyak kelapa secukupnya; Minyak kayu putih secukupnya, Diremas-remas, Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam. 



BAWANG PUTIH

Nama latin: Allium sativum Linn.

Nama daerah: Bawang bodas; Bawang handak; Bawang basikong; Bawang puteh; Bawang pulek; Dasun putih; Pio-kan; Kosai boti; Lasun; Lasuna; Neuna; Mabida

Deskripsi tanaman: Tumbuhan berumpun yang bersiung-siung, tiap siung terbungkus dengan kulit tipis. Daunnya berbentuk pita dan berakar serabut. Bunganya berwarna putih.

Habitat: Ditanam di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.

Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis

Kandungan kimia: Belerang; Protein; Lemak; Dialilsulfida; alilprophil-disulfida; Kalsium; Fosfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin C

Khasiat: Diaforetik; Ekspektoran; Spasmolitik; Antelmintik; Antiseptik; Antikoagulan; Antikistamin; Bakteriostatik

Nama simplesia: Alii Bulbus
Resep tradisional:
Asma; Bronkhitis; Selesma:
Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g; Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas kemudian disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml
Obat cacing:
Bawang putih 2 g; Rimpang temugiring 4 g; Air matang 2 sendok makan, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 sendok makan; diulang selama 4 hari
Tekanan darah tinggi:

Induk umbi bawang putih 2 buah; Daun seledri segar 75 g; Air matang secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; 1/4 cangkir



 BAYAM

Nama latin: Amarantus spec div

Nama daerah: Arum; Baya; Hayum; Jagur; Tarnak; Nadu

Deskripsi tanaman: Semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman

Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Protein; Lemak; Karbohidrat; Kalium; Zat besi; Amarantin; Rutin; Purin; Vitamin A,B dan C

Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik

Nama simplesia: Amaranthi Folium

Resep tradisional:

Menguatkan hati:

Daun bayam 9 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih, Dimakan sebagai sayuran 3 kali sehari.

Boroco (Celosia argentea Linn.)

Nama Lokal Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).;
Deskripsi Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang.
Untuk Penyakit Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing;
Pemanfaatan BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.

KEGUNAAN:
Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis).
- Radang kornea mata (Keratitis)
- Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).

Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)
- Keputihan (Leucorrhoe)
- Obat cuci mata.

Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)
- Infeksi saluran kencing (Urinary tract.
infection)

PEMAKAIAN:
Biji : 10 - 30 gram
bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.
Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.

CARA PEMAKAIAN:
1. Keratitis:
Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.

2. Hipertensi:
Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi
menjadi 2 (dua) kali minum.

3. Muntah darah:
Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya
rebus menjadi soup, makan.

4. Sebagai obat luar:
Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan
kertas saring/kapas).

5. Keputihan:
60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan
dagingnya.

PERHATIAN :
CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma). 

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Sagalanyampak