Jumat, 19 Agustus 2011

Home » » LIPI Kembangkan Limbah Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar & Bioetanol Generasi Kedua

LIPI Kembangkan Limbah Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar & Bioetanol Generasi Kedua

tags: bioetanol generasi kedua, crude palm oil, Institute of Science and Technology and Changhae Ethanol Co Ltd, KOICA, Korea International Cooperation Agency, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lignocelluloses, limbah CPO, LIPI, tandan kosong kelapa sawit, TKKS, Yanni Sudiyani, Zalinar Udin


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian untuk mengembangkan energi baru terbarukan menggunakan limbah kelapa sawit, yakni tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Pasalnya, pihaknya ingin meminimalisasi dampak penggunaan biofuel terhadap ketahanan pangan.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Kima LIPI Zalinar Udin setelah workshop bertajuk Integrated Sustainable Development Technology of Bioenergy Based on Lignocelluloses, di kantor LIPI Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada 18 Agustus 2011.

“Pengembangan biodiesel generasi pertama yang menggunakan bahan bakar singkong memberi kita satu kekhawatiran dampaknya nanti terhadap ketahanan pangan. Makanya sekarang, ketika ada pengembangan biodiesel generasi kedua yang memanfaatkan limbah pertanian kita ingin kembangkan,” ungkap Zalinar.

Pengembangan bahan bakar dengan menggunakan TKKS yang sejak satu tahun lalu telah dilakukan LIPI bersama Korea bertujuan untuk mendiversifikasi bahan bakar dari biofuel yang lama kelamaan akan habis persediannya di alam.

“Indonesia adalah negara dengan penghasil sawit terbesar, sementara TKKS selama ini hanya dianggap limbah pertanian. Paling-paling pemanfaatannya hanya dibakar atau ditimbun untuk dijadikan kompos, nah ke depan kalau penelitian ini direalisasikan akan dapat menambah nilai tambah TKKS ini,” lanjutnya.

Zalinar menambahkan bahwa TKKS berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya memiliki kadar selulosa tertinggi sehingga dapat menghasilkan etanol yang lebih banyak dan dengan biaya lebih murah.

Sebagai informasi, menurut data LIPI di Indonesia ada sekira 710 juta hektare lahan kelapa sawit. Dari sana, jika lahan-lahan kelapa sawit ini menghasilkan satu ton CPO maka akan tersisa sekira 1,1 ton ton TKKS. Maka menurutnya, Indonesia memiliki potensi bahan baku ethanol yang sangat besar dari TKKS tersebut.

Kerjasama Dengan Korea

LIPI menggandeng Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan Institute of Science and Technology and Changhae Ethanol Co Ltd, untuk mengembangkan energi baru terbarukan dari bioetanol generasi kedua yang berasal dari lignoselulosa.

Peneliti Utama Bioetanol Biomassa Lignoselulosa P2 Kimia LIPI Yanni Sudiyani menyatakan bahwa pengembangan biodiesel generasi kedua berasal dari lignoselulosa yang teknologi prosesnya sangat sulit dan perlu mendapat perlakuan khusus.

“Generasi pertama biodiesel dihasilkan dari pati yang teknologinya mudah, sedangkan generasi kedua yang menggunakan lignoselulosa ini sulit khususnya di masa perlakuan awal atau pretreatment,” ungkap Yanni.

Oleh karenanya, pengembangan pilot plan yang tengah dirintis melalui kerja sama LIPI-KOICA ini akan ditargetkan sudah akan berproduksi pada 2012 mendatang.

“Rencana ini adalah yang pertama di Indonesia dan pada 2012 mendatang ditargetkan mampu memproduksi Bioetanol-lignoselulosa dengan kapasitas 10 liter per hari,” lanjut dia.

Pengembangan biodiesel generasi kedua ini diharapkan akan dapat digunakan menjadi campuran bagi bahan bakar premium.

Sumber: lipi.go.id, okezone.com

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Sagalanyampak